Kamis, 22 April 2010

Tantangan Pendidikan Islam di Era Globalisasi

Sebagai fenomena yang kita saksikan dan kita rasakan saat sekarang ini, teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas Negara, menerobosberbagai pelosok perkampungan dipedesaan dan menyelundup di gang-gang sempit di perkotaan, melalui audio dan visual . Fenomena modern yang terjadi diawal milleniaum ketiga ini popular dengan sebutan globalisasi.

Sebagai akibatnya, media ini, khususnya televise dapat dijadikan alat sangat ampuh ditangan sekelompak orang-orang atau golongan untuk menanamkan atau sebaliknya merusak nilai-nialimoral, untuk mempengaruhi atau mengontrol pola piker seseorang oleh mereka yang mempunyai kekuasaan terhadap media tersebut . Persoalan yang sebernarnya terletak padamereka yang menguasai komunikasi global tersebut yang memiliki perbedaan perspektif yang ekstrim dengan islam dalam memberikan criteria nilai-nilai moral . Antara nilai baik dan buruk, antara kebenaran sejati dengan yang artificial . Disisi lain, era kontemporer identik dengan era sains dan teknologi . Dengan semangat yang tak pernah padam, para sainstis telah memberikan kontribusi yang besar kepada kesejahteraan umat manusia . Akan tetapi, sekalilagi dengan perbedaan perspektifterhadap nilai-nilai etika moralitas agama.

Peranan Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era globalisasi
Pendidikan islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk manusia /pribadi muslim seutuhnya, mengembangan seluruh potensi menusia naik yang berbentuk jasmani maupun rohani . Menumbuh suburkan hungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta . Dengan demikian Pendidikan islam itu berupaya mengembangkan individu seutuhnya . Maka sudah sewajarnya untuk dapat memahami hakikat pendidikan islam itu bertolak dari dari pemahaman terhadap konsep manusia menurut islam .

Al-Quran meletakan kedudukan manusia sebagai khalifah Allah di bumi, “ingatlah ketika Tuhammu berfirman kepada malaikat : “ Sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpah darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau?” Allah berfirman “ Sesungguhnya aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui.”

Esensi makna khalifah adalah orang yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin alam, dalam hal memelihara dan memanfaatkan alam guna mendatangkan kemaslahatan bagi maunsia .

Untuk terciptanya fungsi tersubut yang terintegarasi dalam diri pribad muslim, maka diperlukan konsep pendidikan yang komperhensif yang dapat menghantarkan pribadi muslim kepada tujuan akhir pembejalaran . Agar peserta didik dapat mencapai tujuan akhir pendidikan islam, maka diperlukan konsep pendidikan yang komperhensif yang dapat mendatangkan tujuan akhir tersebut .
Maka, permasalahan pokok yang sangat perlu mendapat perhatian adalah penyusun rancangan program pendidikan yang di jabarkan dalam kurikulum . Berpedoman dalam lingkup pendidikan islam yang ingin di capai, maka kurikulum pendidikan islam harus berorientasi pada : 1. Tercapainya hablum minallah, 2. Tercapainya hablum minannas, 3. Tercapainya tujuan hablum minal’alam .

Senin, 16 November 2009

The Changcuters Menolak Dikaitkan dengan Celana Dalam



The Changcuters, band eksentrik dari Bandung itu ternyata enggan dihubungkan dengan cangcut, yang dalam bahasa Sunda berarti celana dalam. Lantas apa sebenarnya apa arti dari nama band tersebut?

"Kita menerjemahkan nama band itu dalam bahasa sendiri yakni cang artinya yang, dan cute, dari bahasa Inggris yang artinya lucu. Jadi, arti bebasnya, yang lucu-lucu. Tapi, kami tidak mengarahkan filosofi ke arah celana dalam," kata Road Manager The Changcuters, Irvan Taufik, Kamis (15/10).

The Changcuters terdiri dari Mohammad Tria Ramadhani (27) pada vokal, Dipa Nandastra Hasibuan (27), bas; Muhammad Iqbal (27), vokal latar dan gitar; Arlanda Ghazali (27), gitar; dan Erick Nindyoastomo (27), drum.

Menurut Irvan, asal mula nama The Changcuters di Bandung berawal lima tahun lalu ketika Tria, Iqbal, dan Dipa bertemu dengan kawannya yang akrab disapa Cangcut. Ia memang suka berkelakar dan tertawa. Tria dan rekan-rekan pun menyapanya.
"Mereka memanggil cut.. cut.. Setelah itu para personil saling menyapa sesamanya dengan hai cut, gimana cut, oke cut. Dipakailah nama The Changcuters," katanya.

Adapun fans mereka dinamakan Changcut Rangers. Dalam bahasa Inggris, Rangers berarti anggota pasukan keamanan. Para fans diharapkan menjadi penggemar The Changcuters yang loyal dengan mengikuti sisi positif band tersebut. Saat ini, terdapat sekitar 10.000 Changcut Rangers yang aktif.

Kalau di internet, jumlahnya sudah 23.000 orang. Mereka tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Manado, Yogyakarta, Semarang, dan Batam kata Irvan

The Changcuters Masuk Komik.


The Changcuters hadir mengibarkan pesan moral Kebaikan selalu menang melawan kejahatan melalui media komik. THE CHANGCUTERS & “WOW Men”, sebuah kisah heroik tentang 5 anak muda gagah berani yang bertarung menumpas geng yang menamakan diri The Black Scorpion alias Kalajengking Hitam. Geng Kalajengking Hitam ini punya misi menumpas semua personil band di kota Bandung. Mereka tidak ingin kota kembang itu disemaraki oleh banyak band yang makin hari makin menjamur. Bagaimana 5 anak muda itu melawan geng Kalajengking Hitam ?






Dipersembahkan buat para Changcut Rangers (sebutan untuk fans The Changcuters). Pembuatan komik ini sekaligus sebagai media pendukung buat The Changcuters mengenalkan konsep baru mereka secara keseluruhan baik dari segi musik, image, maupun penampilan.

Untuk penggarapan komik, The Changcuters mempercayakan kepada Imaginary Friends Studios (IFS), art studio yang bergerak dibidang seni visual, konsep art dan ilustrasi. IFS berdiri dari tahun 2006

Komik ini dibuat dengan ukuran 26x17 cm dengan tebal 22 halaman. Proses pembuatan komik ini memakan waktu 2 bulan. Lama pengerjaan proses menggambar komik ini sendiri memakan waktu 1 bulan setengah. Mulai dari cerita hingga finishing komik. Goresan gambar di komik The Changcuters ini mengambil pendekatan sesuai dengan karakter asli para personilnya. Jadi sentuhannya unik. Tema cerita pada komik itu sendiri lebih mengarah ke petualangan, aksi-aksi khayalan para personil The Changcuters. Disini, mereka selayaknya agen-agen rahasia. Ceritanya lebih ke humor.

Komik “WOW Men” Adventure 1 : Yang Hilang & Yang Ketemu sudah beredar di toko-toko buku besar.